Cara Melakukan Setup Dan Konfigurasi DHCP Server, Konfigurasi Scope IP Address, Dan Authorisasi DHCP Server Pada Suatu Infrastruktur Jaringan
Pada artikel sebelumnya sudah dibahas tentang pentingnya peran DHCP server dalam infrastruktur jaringan windows 2003, begitu juga studi kasus dalam implementasi jaringan windows 2003 juga telah disinggung tentang kebutuhan sebuah DHCP server pada site Guinea Smelter dengan konfigurasi sebagai berikut:
Server Name: GUISML-HR-DHCP1
IP Address: 192.168.101.240/23
DNS servers: 192.168.101.253 dan 192.168.101.252
Scope IP Address: 192.168.100.1 – 192.168.101.254
Subnet mask: 255.255.254.0
Default Gateway: 192.168.101.254
Exclusion: 192.168.101.200 – 192.168.101.254
Perhatikan notasi /23 pada penulisan IP address diatas yang telah dibahas pada design IP address yang berarti jumlah bit “1” untuk subnet mask 255.255.254.0 sebanyak = 23.
Setup DHCP server
Windows server dimana anda akan fungsikan sebagai DHCP server harus diberikan IP address statis yang juga berada pada subnet yang sama dengan konfigurasi Scope DHCP server.
Sebelum sebuah server windows bisa difungsikan sebagai DHCP server, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah instalasi ‘DHCP server role’ terlebih dahulu. Bagaimana caranya?
Anda harus logon sebagai administrator – misal sebagai member dari domain local security group ‘DHCP Administrator’ atau member dari global group ‘Domain admin’ untuk bisa install dan me-manaje DHCP server.
DHCP server role tidak diinstall by default dalam windows, maka kita harus install terlebih dahulu role ini.
Klik Start => pilih ‘Manage Your Server’ => klik ‘Add Or remove a role’ => pilih ‘DHCP role’ => kemudian klik ‘Next’ untuk memulai instalasi role DHCP server, biarkan instalasi sampai selesai.
Atau anda juga bisa menggunakan ‘Windows component wizard’, buka ‘Control panel’ dan dobel klik ‘Add and Remove Programs’ => ‘Add / Remove Windows Component’ => di dalam Networking Services, component DHCP ada dalam sini bersama component DNS.
Setelah selesainya installation wizard anda bisa melakukan verifikasi kalau services DHCP server sudah terinstall dengan benar, dengan jalan membuka tool console administrative DHCP. Untuk mengakses console DHCP, Klik Start => Administrative Tools => DHCP
Dari console DHCP ini anda bisa melakukan konfigurasi DHCP dan memanagenya secara virtual semua fitur yang berhubungan dengan konfigurasi DHCP server anda termasuk Scope, Exclusion, Reservation, dan juga Options.
Authorisasi Server DHCP
Jika DHCP server ini akan di integrasikan kedalam jaringan Active Directory, maka harus di Authorisasi. Yang bisa di Authorized hanyalah domain controller dan member server yang berpartisipasi kedalam active directory. Dan DHCP server pertama kali yang ada dalam suatu system active directory haruslah yang authorized. DHCP server yang ada pada stand-alone server atau workgroup (tidak di Join domain) yang menggunakan Windows server 2000 atau Windows server 2003, tidak bisa diauthorized dalam jaringan active directory. Akan tetapi bisa coexist dalam jaringan ini selama tidak di deploy pada suatu subnet yang ada DHCP server yang sudah authorized, DHCP server ini biasa disebut rogue server. Akan tetapi konfigurasi seperti ini tidak direkomendasikan. Dan jika rogue DHCP server mendeteksi adanya DHCP server yang authorized pada subnet yang sama, maka secara automatis DHCP server ini akan berhenti melayani pemberian IP address kepada clients.
Untuk melakukan authorisasi DHCP server cukup klik kanan pada node DHCP server ini dan pilih Authorize. Akan anda harus menjadi member global security group Enterprise Admins untuk bisa melakukan authorisasi server DHCP.
Konfigurasi Scope
Scope dalam DHCP server adalah pool IP address didalam suatu logical subnet yang bisa diberikan / dipinjamkan kepada clients, seperti 192.168.100.1 sampai 192.168.101.254. suatu IP address yang ditawarkan kepada suatu clients disebut sebagai suatu ‘lease’, dan lease ini akan menjadi active dengan periode waktu tertentu. Clients harus melakukan pembaharuan ‘lease’ jika sudah mencapai 50% periode masa pinjam IP (defaultnya adalah 8 hari). Anda juga bisa secara manual memperbaharui lease IP address ini dengan menggunakan command: ipconfig /renew pada windows prompt.
Untuk membuat scope lakukan klik kanan pada node DHCP server dan pilih ‘new scope’ pada menu Action. Sekaligus anda juga bisa configure fitur-fitur lainnya yaitu:
• Scope Name Page, anda bisa memberikan nama scope
• IP Address range page, anda bisa memberikan mulai dan akhir dari cakupan IP address dalam scope ini.
Instalasi DHCP - New Scope Range
• Add Exclusions page, anda bisa memberikan range IP address exclusive yang tidak dipinjamkan kepada clients didalam range scope IP address. misalkan dicadangkan untuk piranti dengan MAC address tertentu.
Kamis, 11 Februari 2010
Tujuan DHCP
Diposting oleh anak grabag di 23.13 0 komentar
DHCP dibuat bertujuan sebagai berikut.
a. Tidak ada manual konfigurasi pada klien
b. Satu server dapat menangani banyak subnet.
Administrator jaringan tidak perlu menyediakan sebuah komputer per subnet untuk memberikan layanan DHCP, karena itu DHCP hanya perlu bekerja melalui router melalui banyak subnet.
c. Banyak server diijinkan.
Untuk redundansi dan reliabilias, server dan klien harus dapat berhubungan dengan banyak server aktif pada satu jaringan
d. Host-host yang terkonfigurasi secara statis harus berdampingan.
Host-host yang untuk beberapa alasan memerlukan alamat IP yang sama, atau yang tidak dapat berpartisipasi dalam protokol DHCP, harus dapat bekerja dalam jaringan yang sama secara harmonis.
e. BOOTP berdampingan.
Implementasi-implementasi DHCP harus beroperasi dengan agen relai BOOTP dan memberikan layanan pada klien BOOTP.
f. Jaminan alamat yang unik
DHCP tidak boleh memberikan alamat IP yang sama pada banyak klien
g. Menjaga informasi klien.
DHCP harus menjaga parameter-parameter setiap klien dalam penyimpanan yang stabil sehingga server yang beroperasi lama tidak akan mempengaruhi integritas informasi.
a. Tidak ada manual konfigurasi pada klien
b. Satu server dapat menangani banyak subnet.
Administrator jaringan tidak perlu menyediakan sebuah komputer per subnet untuk memberikan layanan DHCP, karena itu DHCP hanya perlu bekerja melalui router melalui banyak subnet.
c. Banyak server diijinkan.
Untuk redundansi dan reliabilias, server dan klien harus dapat berhubungan dengan banyak server aktif pada satu jaringan
d. Host-host yang terkonfigurasi secara statis harus berdampingan.
Host-host yang untuk beberapa alasan memerlukan alamat IP yang sama, atau yang tidak dapat berpartisipasi dalam protokol DHCP, harus dapat bekerja dalam jaringan yang sama secara harmonis.
e. BOOTP berdampingan.
Implementasi-implementasi DHCP harus beroperasi dengan agen relai BOOTP dan memberikan layanan pada klien BOOTP.
f. Jaminan alamat yang unik
DHCP tidak boleh memberikan alamat IP yang sama pada banyak klien
g. Menjaga informasi klien.
DHCP harus menjaga parameter-parameter setiap klien dalam penyimpanan yang stabil sehingga server yang beroperasi lama tidak akan mempengaruhi integritas informasi.
Sejarah DHCP
Diposting oleh anak grabag di 23.04 0 komentar
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dikembangkan pada tahun 1993, setelah melihat BOOTP tidak tepat untuk memberikan informasi konfigurasi ke komputer. BOOTP (Bootstrap protocol) merupakan protokol pendukung DHCP. BOOTP didasarkan pada UDP, karena itu BOOTP bukan protokol “reliable” dalam hal ini tidak ada jaminan yang dilakukan oleh protokol bahwa pesan yang dikirim dari klien akan sampai pada server, atau sebaliknya.
pengertian DHCP
Diposting oleh anak grabag di 22.41 0 komentar
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
• DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
• DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.
Nomor DHCP Option Nama DHCP Option Apa yang dikonfigurasikannya
003 Router
Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi alamat IP. Default gateway merujuk kepada alamat router.
006 DNS Servers
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server
015 DNS Domain Name Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi “induk” dari DNS Server yang bersangkutan.
044 NetBIOS over TCP/IP Name Server
Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server
046 NetBIOS over TCP/IP Node Type
Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
047 NetBIOS over TCP/IP Scope
Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCp
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
• DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
• DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.
Nomor DHCP Option Nama DHCP Option Apa yang dikonfigurasikannya
003 Router
Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi alamat IP. Default gateway merujuk kepada alamat router.
006 DNS Servers
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server
015 DNS Domain Name Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi “induk” dari DNS Server yang bersangkutan.
044 NetBIOS over TCP/IP Name Server
Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server
046 NetBIOS over TCP/IP Node Type
Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
047 NetBIOS over TCP/IP Scope
Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCp
Kamis, 21 Januari 2010
Diposting oleh
anak grabag
di
02.39
0
komentar
ingin tahu bagaimana ingin browser foxs anda lebih ngebut (insyaallah)
begini caranya :
1. Buka Mozilla.
2. Ketikan di addres bar "about:config" (tanpa tanda petik/kutip).
3. Scroll mouse anda kebawah dan cari "network.http.max-connections", double klik dan masukan nilai "64".
4. Cari "network.http.max-connections-per-server", double klik dan masukan nilai "21".
5. Cari 'network.http.max-persistent-connections-per-server", double klik dan masukan nilai "8".
http://www.blogger.com/img/blank.gif
6. Doube klik pada "network.http.pipelining " menjadi "true".
7. Cari "network.http.pipelining.maxrequests", double klik dan masukan nilai "100".
8. Double klik pada "network.http.proxy.pipelining" menjadi "true".
9. Langkah terakhir, klik kanan dimana saja pilih : New >> integer >> lalu tulis "nglayout.initialpaint.delay" (tanpa tanda petik/kutip. Kemudian masukan nilai "0".
Close Mozilla kamu, kemudian buka lagi dan bandingkan kecepatan nya sebelum kamu melakukan setting tadi. Oke, gimana hasilnya ??
source: indocracker
ingin tahu bagaimana ingin browser foxs anda lebih ngebut (insyaallah)
begini caranya :
1. Buka Mozilla.
2. Ketikan di addres bar "about:config" (tanpa tanda petik/kutip).
3. Scroll mouse anda kebawah dan cari "network.http.max-connections", double klik dan masukan nilai "64".
4. Cari "network.http.max-connections-per-server", double klik dan masukan nilai "21".
5. Cari 'network.http.max-persistent-connections-per-server", double klik dan masukan nilai "8".
http://www.blogger.com/img/blank.gif
6. Doube klik pada "network.http.pipelining " menjadi "true".
7. Cari "network.http.pipelining.maxrequests", double klik dan masukan nilai "100".
8. Double klik pada "network.http.proxy.pipelining" menjadi "true".
9. Langkah terakhir, klik kanan dimana saja pilih : New >> integer >> lalu tulis "nglayout.initialpaint.delay" (tanpa tanda petik/kutip. Kemudian masukan nilai "0".
Close Mozilla kamu, kemudian buka lagi dan bandingkan kecepatan nya sebelum kamu melakukan setting tadi. Oke, gimana hasilnya ??
source: indocracker
Rabu, 13 Januari 2010
Menaikkan Bandwidth 20% dari Windows XP Pro
Diposting oleh anak grabag di 20.04 0 komentar
Perkembangan teknologi informasi sekarang ini, menuntut adanya kemudahan dalam mengakses suatu informasi dengan cepat. Berapapun cepatnya koneksi internet maupun network pada komputer dengan Windows XP sebagai sistem operasi akan dibatasi 20% untuk default koneksi network (Qos – Quality of service). Windows sengaja membatasi koneksi bandwidth pada sistem network maupun internet, tujuannya untuk cadangan bagi paket-paket yang terbilang penting.
Seberapa pentingnya dari setting default, tentu tidak semua orang memerlukan. Kecepatan network tentunya harus maksimum terlebih pada koneksi internet yang melempem di Indonesia. Cara menaikkan atau mematikan sistem cadangan dari Bandwidth Windows sangat mudah.
Gunakan perintah dibawah ini :
1. Start -> Run dengan perintah gpedit.msc
2. Pilih Computer Configuration -> Administrative Templates -> Network -> QoS Packet Scheduler seperti gambar dibawah ini.
3. Click (2x) atau Right Click -> Properties pada Setting Limit Reservable Bandwidth, setelah itu Setting ke Enable dan matikan Bandwidth Limit dalam % menjadi 0
4. Click Apply dan restart komputer
5. Done…
Informasi diatas semoga dapat membantu anda yang selama ini masih bermasalah dengan kecepatan koneksi jaringan maupun internet…
~ oleh witzen di/pada Juli 31, 2008.
Seberapa pentingnya dari setting default, tentu tidak semua orang memerlukan. Kecepatan network tentunya harus maksimum terlebih pada koneksi internet yang melempem di Indonesia. Cara menaikkan atau mematikan sistem cadangan dari Bandwidth Windows sangat mudah.
Gunakan perintah dibawah ini :
1. Start -> Run dengan perintah gpedit.msc
2. Pilih Computer Configuration -> Administrative Templates -> Network -> QoS Packet Scheduler seperti gambar dibawah ini.
3. Click (2x) atau Right Click -> Properties pada Setting Limit Reservable Bandwidth, setelah itu Setting ke Enable dan matikan Bandwidth Limit dalam % menjadi 0
4. Click Apply dan restart komputer
5. Done…
Informasi diatas semoga dapat membantu anda yang selama ini masih bermasalah dengan kecepatan koneksi jaringan maupun internet…
~ oleh witzen di/pada Juli 31, 2008.
Diposting oleh
anak grabag
di
19.51
0
komentar
Kontrol Komputer Lewat Internet
Pada prinsipnya untuk bisa meremote PC lain di area WAN adalah pada IP Publicnya PC Host itu sendiri. Koneksi jenis apapun yang anda pakai, tidak akan berpengaruh asalkan IP Public Host anda tidak berubah-ubah. Karena program remote menggunakan IP Public Host sebagai media pengunci host tersebut. Contoh : IP Public anda memakai koneksi model apa…?? coba di cek lewat browser alamat http://www.whatismyip.com trus lihat berapa IPnya, setelah itu disconnect koneksi anda, lalu koneksikan lagi dan buka alamat browser itu lagi. Lihat lagi apakah IPnya berubah atau tetap (fix).Kalau tetap,seharusnya tidak ada masalah dalam koneksi remotenya,tapi kalau berubah2 IPnya…itu problem mengapa anda tidak bisa meremote host anda. Kasus di atas jangan disamakan dengan LAN, karena IP Local tidak berubah (fix), kecuali user itu sendiri merubah TCP/IPnya…makanya sistem remote local lebih mudah ketimbang WAN. Solusinya,pakailah ISP yang menyediakan IP Public yang fix,sehingga everywhere dan everytime anda bisa meremote PC Host anda…
Cara lain jg melalui Anyplace Control Admin pada NB, dan komputer Remote (cukup diinstall Anyplace Control – Host : Servicenya saja), maka NB dapat memanfaatkan Gateway Server Internet sbg mediatornya dengan catatan Hostnya terdaftar dan memiliki Account sbg media penyambungnya.
- Settings 4 AnyplaceControl -
Remote Control Via Internet (Untuk IP Dynamic) :1. Install AnyplaceControl Host pada Remote Komputer, setelah itu Create Account pada Gateway Server-nya AnyplaceControl. (Account ini dipergunakan sebagai penganti IP dari Kompi yg akan kita Remote)2. Install AnyplaceCotrol Admin pada kompi kita.3. Terakhir … lakukan connections via Account.4. Up to u … deh, mo Transfer File, View, ataupun FullControll
Skema AnyplaceControl Remote via Internet :
Catatan :
Perlu juga di lihat service dari LogMeIn (https://secure.logmein.com/home.asp)Yang menarik komputer yang ini kita remote bisa dalam NAT, tapi ini jadi dilema juga buat para administrator (satu lagi calon lubang di network mereka).
~ oleh witzen di/pada Juni 26, 2008.
Pada prinsipnya untuk bisa meremote PC lain di area WAN adalah pada IP Publicnya PC Host itu sendiri. Koneksi jenis apapun yang anda pakai, tidak akan berpengaruh asalkan IP Public Host anda tidak berubah-ubah. Karena program remote menggunakan IP Public Host sebagai media pengunci host tersebut. Contoh : IP Public anda memakai koneksi model apa…?? coba di cek lewat browser alamat http://www.whatismyip.com trus lihat berapa IPnya, setelah itu disconnect koneksi anda, lalu koneksikan lagi dan buka alamat browser itu lagi. Lihat lagi apakah IPnya berubah atau tetap (fix).Kalau tetap,seharusnya tidak ada masalah dalam koneksi remotenya,tapi kalau berubah2 IPnya…itu problem mengapa anda tidak bisa meremote host anda. Kasus di atas jangan disamakan dengan LAN, karena IP Local tidak berubah (fix), kecuali user itu sendiri merubah TCP/IPnya…makanya sistem remote local lebih mudah ketimbang WAN. Solusinya,pakailah ISP yang menyediakan IP Public yang fix,sehingga everywhere dan everytime anda bisa meremote PC Host anda…
Cara lain jg melalui Anyplace Control Admin pada NB, dan komputer Remote (cukup diinstall Anyplace Control – Host : Servicenya saja), maka NB dapat memanfaatkan Gateway Server Internet sbg mediatornya dengan catatan Hostnya terdaftar dan memiliki Account sbg media penyambungnya.
- Settings 4 AnyplaceControl -
Remote Control Via Internet (Untuk IP Dynamic) :1. Install AnyplaceControl Host pada Remote Komputer, setelah itu Create Account pada Gateway Server-nya AnyplaceControl. (Account ini dipergunakan sebagai penganti IP dari Kompi yg akan kita Remote)2. Install AnyplaceCotrol Admin pada kompi kita.3. Terakhir … lakukan connections via Account.4. Up to u … deh, mo Transfer File, View, ataupun FullControll
Skema AnyplaceControl Remote via Internet :
Catatan :
Perlu juga di lihat service dari LogMeIn (https://secure.logmein.com/home.asp)Yang menarik komputer yang ini kita remote bisa dalam NAT, tapi ini jadi dilema juga buat para administrator (satu lagi calon lubang di network mereka).
~ oleh witzen di/pada Juni 26, 2008.
Langganan:
Postingan (Atom)